Palembang, – Saluran air sungai di Kota Palembang, yang terdiri dari 108 sungai, mengalami tingkat pencemaran yang meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Salah satu sungai terbesar di kota Palembang, Sungai Musi sepanjang 15 km, mengalami 70 persen udara tercemar oleh limbah rumah tangga dan 30 persen oleh limbah industri, Senin (08/01/24).
Terkhususnya daerah pinggiran kota, yakni desa sungai pedado, kecamatan kertapati. Warga di kawasan tersebut terpaksa melakukan aktivitas mandi, mencuci, dan toilet di sungai, menyebabkan air sungai tidak layak dikonsumsi.
Fajin salah satu relawan yang kerap kali mengunjungi kawasan tersebut, mengatakan sebanyak 400 kepala keluarga di desa tersebut menggunakan air dengan kondisi yang tidak begitu layak untuk digunakan, warna air yang begitu kekuningan dan adanya faktor tercemarnya jalur aliran sengai.
”Air yang digunakan oleh masyarakat desa Sungai Pedado tidak begitu layak digunakan, dengan warna air kekuningan dan adanya faktor jalur air yang terkontambinasi oleh jamban, mck serta limbah,” ujarnya
Hasil pengujian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Selatan di 72 lokasi di sepanjang Sungai Musi menunjukkan bahwa tingkat polusi meningkat, hal ini disebabkan dari aktivitas rumah tangga, industri dan sampah di sepanjang sungai. Pengujian terhadap anak sungai juga menunjukkan penurunan kualitas baku mutu sungai dengan peningkatan kadar zat berbahaya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan dengan kondisi air yang tidak begitu layak menyebabkan banyaknya masyarakat yang terkena penyakit scabies, terkhusunya pada anak-anak.
”Penggunaan air yang tidak layak menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya penyakit scabies terutama pada anak-anak. Karena masyarakat disanapun hanya mengandalkan air tadah hujan dan air sungai,” jelasnya.
Fakta menunjukkan bahwa hanya 29 persen masyarakat yang dapat mengakses air bersih melalui pipa, jauh dari target pemerintah pada tahun 2019 yang sebesar 60 persen. Data dari Joint Monitoring Program (JPM) oleh World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) menempatkan Indonesia sebagai peringkat terburuk dalam penyediaan air bersih di Asia Tenggara.
Masyarakat Sungai Pedado tentu mengharapkan adanya pendistribusian air bersih di tempat tinggal mereka, sehingga aktivitas sehari-hari yang menggunakan air dapat menggunakan air yang layak.